Untuk seorang laki-laki berdarah Jepang yang pernah hadir dan yang pernah kukira bahwa akulah yang memiliki tulang rusukmu,
Hai! Apa kabar?
Sudah lama ya kita tak berbincang lagi..maaf ya, ketika kamu mencoba untuk
mengajakku berbincang kembali, aku tak begitu merespon kepada kata-katamu, aku
sedang mencoba untuk melupakanmu, dan lihat! Sekarang aku sudah berhasil, aku
sudah berhasil! Aku sudah punya kekasih baru yang sudah bisa membuatku untuk
melupakanmu, aku yakin kamu pasti juga begitu! Kamu yang mengajarkan aku untuk
menjadi seseorang yang tangguh didalam sikap masa bodohmu itu, makanya aku
memilih untuk berdiri lagi.
Maaf ya jika
kamu merasa keberatan untuk menjadi
seseorang yang akan kukirim surat-surat terakhir, aku tidak bermaksud untuk
menganggu ketenanganmu bersama orang yang mencuri tulang rusukmu saat ini, karena
entah kenapa ada sebuah kata-kata yang mengetuk, yang memaksaku untuk menulis
satu karya terakhir untukmu, dan yang sudah tergurat sangat rapi dan lembutnya
di dalam benakku untuk sepucuk surat ini, bahkan, aku pun tahu bahwa kau tak
akan membaca, melihatnya, mengetahui pun apalagi. Mungkin hanya sebatas
kata-kata yang terpajang bebas yang kau takkan pedulikan, kita memang sudah tak
pernah membuat memori-memori lagi, karena kini, kita sudah bersama tulang
rusuk-tulang rusuk yang saling melengkapi.
Entah memori-memori mana yang masih dan lagi-lagi kau ingat ketika kau
mendengar namaku, memori-memori itu juga tak begitu lekat lagi menempel, tapi
aku tahu pasti, bahwa ada beberapa memori-memori manis yang dengan bodohnya
kadang masih kukenang walau lumayan banyak, tapi tidak termasuk semua memori
kan? Aku harap aku ingat beberapa dan kau juga masih ingat beberapa, semua itu
normal, kan? Bahwa kita tahu lagi, kita tak akan menaruh hati kami satu sama
lain kembali, karena kita tak sama-sama rasakan sakit itu, aku tak memiliki
tulang rusukmu yang hilang satu. Kita tak lagi menangisi satu sama lain karena
sudah tidak mungkin lagi ada memori yang perlu kita tangisi, semua sudah
terjadi di hari-hari yang lalu, yang tak lagi kita mau ingat kembali.
Mungkin sepucuk
surat ini hanya sebuah kata-kata yang terdiri dari memori-memori yang tiba-tiba
datang, kemudian merasuk di dalam benakku. Semoga kamu tak membenci
memori-memori itu, karena pernah dengan hati yang berdetak sangat kencang, kita
memang sengaja lakukan itu dan kita bicarakan dengan tawa dan juga darah yang
mengalir begitu kencang sehingga detak jantungku tak karuan, terkadang terlewat
pandang kita yang berada di (hanya) satu gambar, tak satu keinginan pun aku
ingin membukanya, “buat apa aku kenang lagi? Bodoh.”, kau pun begitu juga, kita
tak akan lagi ucapkan kata-kata manis itu, buat apa? Tak satu perasaan pun.
Aku sempat
menaruh hati pada seseorang yang datang dan pergi tanpa kejelasan, aku tak
pernah menyesal telah menaruhmu pada hatiku, hatiku yang paling dalam. Aku
cukup tahu bahwa kau pernah membuatku merasakan betapa indahnya dunia saat itu
bersamamu.
Walau hanya dalam waktu yang begitu
singkat..
“Kalau
aku tidak mencintaimu, tidak menyayangimu, aku nggak akan balik lagi sama kamu.
Aku nggak mau kejadian yang dulu terulang lagi.”
Kata-kata itu
terngiang-ngiang, berputar-putar layaknya komidi putar, namun dengan entengnya
saat itu kamu meninggalkanku. Kembali.
Dan saat itu aku
percaya, aku tak akan menghabiskan waktuku hanya untuk mengharapkanmu kembali
lagi, sudah dua kali kita habiskan kesempatan itu, namun telah kau sia-siakan.
Entah pepatah-pepatah bahwa kesempatan itu tidak datang dua kali masih berlaku,
aku tak akan memberlakukannya kembali karena semuanya itu hanya sebuah hal yang
sudah terlalu kadaluarsa untuk dihangatkan kembali, sudah begitu dingin dan
hancur.
Masihkah kamu
akan mengingatku dalam lagu-lagu Sound of
A Mirror dan semua lagu-lagu kesukaanmu? Masihkah kamu menyimpan foto
satu-satunya kita? Karena aku tahu kita sama sekali belum pernah berfoto selain
foto saat kita berekreasi dan saat itu kamu akan lulus. Akankah kamu rindu
dengan kecupan manis tapi lembut itu? Akankah kamu rindu dengan tubuhku yang
kau bilang empuk, sehingga kamu punya alasan untuk tidur di pahaku? Akankah
kamu marah lagi padaku karena hanya masalah sepele? Akankah cintamu yang baru
rela untuk bangun di pagi-pagi buta demi membangunkanmu, karena aku tahu kamu
sama sekali tak bisa bangun pagi? Akankah sosok barumu melakukan semua yang pernah
aku lakukan, akankah ia lebih baik atau lebih buruk dariku? Mungkin kamu juga
akan rindu kan ketika aku memelukmu dan kamu juga memelukmu didalam kegelapan
sambil menonton film tentang alien yang aneh itu dikamarku dan kita
tertawa-tawa, mungkin kamu akan ingat tingkahku yang bersembunyi didalam
selimut ketika aku pura-pura ngambek sama kamu. Iya, semua itu masih kuingat
jelas, namun aku tak lagi menangisinya, aku malas menangisimu lagi, kamu
seorang pribadi yang cuek yang aku tahu kamu hanya masa bodo dengan semuanya.
Aku hanya ingin
meninggalkan satu buah pesan, aku mohon kepadamu, jagalah hati kekasihmu itu,
jangan buat dia merasakan trauma disakitimu seperti waktu itu, cukup kamu
menyakitiku saja, aku tidak mau mereka merasakan remuk-remuk menusuk yang
betul-betul memancingku untuk membunuh diriku sendiri karena aku tidak kuat
menjalaninya, rasa itu menjadi sebuah trauma yang kau benar-benar susah
menghilangkannya.
Punyakah kamu
alasan jelas untuk kembali? Karena aku tak akan temukan lagi sebuah alasan yang
realistis dibalik semua alasanmu itu.
Maaf, bahwa dulu
kesedihanku kadang membuatmu muak, atau keegoisanku.
Mungkin cukup
segini saja dulu suratnya, datanglah ketika kau merasa kau butuh aku, aku akan mencoba membangunkan saraf-saraf peduliku yang
sempat mati karenamu. Maaf jika ada kata-kata yang cukup menyinggungmu atau
membuatmu risih.
Sampai jumpa. :)
"Untuk seorang laki-laki berdarah Jepang yang pernah hadir dan kukira tulang rusukku," bukankah seharusnya wanita yg adalah tulang rusuk seorang laki2? karena Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.
BalasHapusThank you for fixing it up! Agak nervous waktu ngetik, thank you so much for correcting my works. :)
HapusNo problem :) keep it up! i love your blog
HapusDon't worry about the people in your past; There's a reason they didn't make it to your future =)
BalasHapusNice post btw, surat buat mantan paling nge-jleb yg pernah gua baca hahaha
Hi, Claude. Aww, I will noted that in my mind. :)
HapusHahaha, are you being serious? Woah, thank you so much!
surat buat mantan? ehehe, rupanya kak sasha punya mantan toh. gatau aku btw, keep calm and lupakan mantan mu itu! (gatau english nya -_-) don't worry be happy kak sasha!
BalasHapus...hahaha kampret, masa iye seumur hidup jones. :"
HapusHehehe, siap deh!