beribu tahun tak akan pernah cukup untuk menyatukan kepingan-kepingan sebuah jiwa yang hancur.
dan aku adalah salah satunya, sebuah jiwa yang tak pernah mengerti bagaimana rasanya memiliki jiwa yang sempurna.
kegelisahan yang setiap detiknya terus merambat melalui nadi, dan terus mengekang hati sehingga air matalah yang mampu keluar.
dan aku adalah salah satunya, yang tak pernah kenal dengan kata lelah untuk menangisi setiap detik yang berjalan, dan takut untuk bergerak, karena aku takut, jika segalanya akan berubah menjadi hancur.
akulah jiwa penghancur.
jika menjadi jiwa yang hancur adalah sebuah kesalahan terbesar, mungkin aku adalah segala kesalahan yang mereka pernah ketahui.
aku selalu lelah untuk berdiri, aku lelah untuk terus berjalan, kinipun aku hanya merangkak dan jatuh bangun untuk menelusuri lekukan hidup yang selalu membuatku muak.
muak, ya muak.
aku jiwa yang terlalu terlambat untuk menangkap kebahagiaan.
tapi terkadang ada satu alasan yang ingin membuatku berdiri, tapi tak lama lagi alasan itu membuatku terjatuh, dan aku tak mau kenal lagi.
bagaimana mungkin aku bisa berhenti menangis, hidup ini seakan tak pernah ada alasannya untuk membuaktu tetap tinggal.
bahagia memang kita yang ciptakan, tapi kesedihan adalah sebuah perasaan yang menguap setelah beribu tahun lamanya terpendam merambat.
diantara bahagia dan kesakitan, aku berdiri di antaranya, mungkin agak 'sedikit' menepi dari kebahagiaan.
aku takut berdekatan dengan kebahagiaan walaupun tekadku bulat untuk menjadi jiwa yang bahagia.
aku baru saja membuat langkah dan melalui jalan yang salah dan aku baru saja menikmati segala kegelisahan, dan kebahagiaan seakan tertawa diatas kegelisahanku.
kebahagiaanpun berkata, "kau tak akan pernah mendapatkanku, kau sudah terlalu hancur untuk menjadi bahagia."
aku tak pernah kapok untuk menjadi sedih!
maaf, sayang.
jiwaku sudah terlalu lama terbalut dengannya, kau akan susah mengeluarkanku.
kesedihan akan menangkapku lagi, dan kau akan lelah untuk berjuang membuatku bahagia.
kesepian..
busuk.
aku benci mendengar kata-kata manis lagi.
disinilah titik dari kesedihanku.
amarahku.
kekecewaanku.
dan..
penyesalanku yang bertubi-tubi.
halo? apakah ada satu jiwa yang mengerti?
tidak? terima kasih.
maafkan aku, aku yang selalu menjadi diriku.
sayang, aku janji suatu hari, beberapa triliun detik lagi, aku akan belajar dari luka-luka yang telah kusimpan rapat didalam tubuhku ini, dan merasakan segala kesakitan yang pernah terjadi.
aku akan belajar mengusir kekelaman ini.
aku ingin berdiri.
aku ingin berdiri.
— gloomy wednesday, 12:02 PM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar