Kamis, 11 Juli 2013

that one hug that lead to a 'never-ending' pain.

isn't it beautiful how you think that one tight hug from a special person may relieves your pain and your stressed feeling? but, isn't it scary how we lose the people who gave us the best tight hug?

bagaimana rasanya mendapatkan sebuah pelukan kecil yang sangat erat dan yang kau tak akan pernah duga? bahagia bukan? begitulah yang aku rasakan, sangat bahagia.
tapi, di lain sisi, bagaimana kalau kita kehilangan orang yang telah memberi kita suatu pelukan erat? dalam maksud, hilang dari sisimu, dia seakan tidak kembali lagi dan tidak membeli pelukan erat itu lagi.

dan aku merindukannya...

okay, tampaknya aku tidak bisa begitu konsentrasi tanpa ada ponsel yang bertengger disebelah laptop dan juga musik yang mengalun (walaupun, kenangan itu masih menggantung dan aku juga sebenarnya tidak bisa begitu berkonsentrasi), pagi ini aku ditemani beberapa lagu dari Daughter.

balik lagi ke topik, akan kujelaskan dalam bahasa yang agak simpel namun puitis, setidaknya, tidak membuatmu bosan, bukan?
ah terlalu bertele-tele, kenangan ini sudah mengetuk-ngetuk.

anggap saja hari itu kau merasa sedih, lalu kekasihmu atau entah siapa memberimu sebuah pelukan yang kau mungkin tak pernah kira namun kau sudah harapkan, mungkin itu akan membuatmu tersenyum, atau menangis? entah, tapi intinya kau merasa bahagia kan? aku juga baru saja mendapatkannya dari seseorang yang betul-betul kuharapkan namun bukan sebuah kekasih; anggap saja seperti sebuah hubungan tanpa kejelasan.

hatimu mungkin berdebar, darahmu mengalir lebih cepat daripada biasanya, badanmu bergetar, lidahmu mungkin kelu, hanya tangan yang bekerja dan yang bisa kau gerakkan saat itu, melingkar di sebuah tubuh yang mendekapmu, dan yang kau hanya bisa lakukan adalah menekannya lebih erat lagi sehingga kau percaya bahwa hal itu adalah hal yang nyata, yah, aku sudah betul-betul merindukannya.

dan bagaimana kalau orang itu adalah seseorang yang sudah begitu lama menghilang dari hidupmu? kau pasti akan sangat merindukannya, begitu pula denganku, detik berjalan terlalu cepat, sehingga dekapan itu tak berlangsung begitu lama, tapi aku masih bisa merasakannya hingga sekarang.

aku butuh sebuah pelukan, tapi aku hanya butuh dirinya, tapi, dia seakan tak pernah butuh diriku untuk membangkitkan kebahagiaannya, jadi, entahlah, aku tak akan berharap lebih banyak lagi.

dan sebetulnya, aku sangat benci berbicara tentang kenangan, karena pasti tak lama lagi setelah aku mengetik ini aku akan menangis begitu kencang...

begitulah yang terjadi ketika satu pelukan memberikan satu juta kesakitan yang menggores, aku masih belum bisa berhenti menangis sampai saat ini (aku akan menangis, karena air matanya sudah bertengger di ujung mata), dan begitulah mereka mengenalkanku pada rasa sayang, dan juga sebuah pelukan.

5 hari yang lalu, aku masih yakin betul kita ada di sebuah keheningan namun jari kita yang menggengam tubuh satu sama lain, aku masih begitu yakin. kau kenalkan aku pada suatu kebahagiaan dalam waktu yang singkat.

mereka bilang aku cengeng, dan aku terlalu rapuh; ya, karena mereka tak mengerti betapa berartinya kamu kepada diriku saat ini.
bagaimana mungkin aku bisa bangkit secepat itu?

namun semuanya sekarang telah rapuh.
tak kutemukan lagi sebuah harapan dibalik bola matamu, di dalam dirimu.
dan kubiarkan pelukan itu hilang bersama angin.

2 komentar:

  1. You dont have to worry about my heart is scattered, i was able to pick it up slowly!!! okay??

    BalasHapus